JAKARTA - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengimbau agar Ujian Nasional
(UN) jangan dipolitisasi oleh daerah masing-masing.
Mendiknas menekankan, jika nilai UN itu berpengaruh positif terhadap prestasi dan kinerja pemerintah daerah maka itu merupkan suatu yang bagus. Selain itu pula, tambahnya, dalam suatu pemilihan kepala daerah maka prestasi UN atau dalam hal ini prestasi di dunia pendidikan dapat menjadi variable masyarakat untuk menentukan laju pemimpin daerah berikutnya.
Akan tetapi, tegas mantan menkominfo ini, pemerintah pusat melarang apabila ada kebijakan dari pemerintah daerah untuk mempolitisasi UN yang berlangsung sejak kemarin itu untuk kepentingan politik pihak tertentu. Dirinya juga melarang langkah pemerintah daerah yang ingin mendapatkan kelulusan 100 persen namun dengan tidak mengindahkan rambu kejujuran. “Prinsip-prinsip dasar ujian tidak boleh ditabrak,” katanya usai mengunjungi UN di SLB Pembina Lebak Bulus.
Mantan Rektor ITS ini juga mendukung adanya tim sukses dalam pemilihan kepala daerah tersebut. “Tim sukses yang benar ialah yang bisa memberikan pelajaran tambahan dan meningkatkan proses belajar mengajar. Itu baru tidak apa-apa,” ungkap M Nuh.
Namun, tegasnya, tim sukses tersebut jangan meraih target kelulusan 100 persen dengan melanggar aturan dan atau kaidah akademik.
Mendiknas menyatakan, pemerintah juga tidak memberikan target khusus kelulusan peserta didik. “Kami hanya berharap peserta dapat lulus sesuai aturan dan dengan jujur,” terangnya.
Mendiknas optimistis semua peserta UN dapat lulus dengan baik karena tidak hanya dilandasi dengan usaha yang keras namun juga iringan doa dari orangtua dan guru.
Kalaupun ada yang tidak lulus, imbuhnya, masih ada kesempatan untuk mengikuti UN Paket C ataupun mengulang kembali tahun depan. "Jangan dipaksakan kalau memang dia keadaaannya belum mampu. Diberikan kesempatan saat-saat mendatang. Tidak boleh mengorbankan meskipun nilainya jelek harus diluluskan," tegasnya.
UN hari pertama jenjang SMA/MA mengujikan dua mata pelajaran (mapel). Ujian dimulai pukul 08.00 WIB-10.00 WIB mengujikan mapel Bahasa Indonesia. Selanjutnya, ujian dimulai pukul 11.00 WIB-12.00 WIB masing-masing mengujikan mapel Biologi untuk Program IPA, Sosiologi (IPS), Sastra Indonesia (Bahasa), dan Fikih (Keagamaan). Sementara pada jenjang SMK/SMALB mengujikan satu mapel yaitu Bahasa Indonesia. Adapun jumlah peserta UN jenjang SMA/MA/SMK sebanyak 2.442.599 orang terdiri atas 1.196.136 peserta SMA, 287.931 (MA), dan 958.532 (SMK).

Mendiknas menekankan, jika nilai UN itu berpengaruh positif terhadap prestasi dan kinerja pemerintah daerah maka itu merupkan suatu yang bagus. Selain itu pula, tambahnya, dalam suatu pemilihan kepala daerah maka prestasi UN atau dalam hal ini prestasi di dunia pendidikan dapat menjadi variable masyarakat untuk menentukan laju pemimpin daerah berikutnya.
Akan tetapi, tegas mantan menkominfo ini, pemerintah pusat melarang apabila ada kebijakan dari pemerintah daerah untuk mempolitisasi UN yang berlangsung sejak kemarin itu untuk kepentingan politik pihak tertentu. Dirinya juga melarang langkah pemerintah daerah yang ingin mendapatkan kelulusan 100 persen namun dengan tidak mengindahkan rambu kejujuran. “Prinsip-prinsip dasar ujian tidak boleh ditabrak,” katanya usai mengunjungi UN di SLB Pembina Lebak Bulus.
Mantan Rektor ITS ini juga mendukung adanya tim sukses dalam pemilihan kepala daerah tersebut. “Tim sukses yang benar ialah yang bisa memberikan pelajaran tambahan dan meningkatkan proses belajar mengajar. Itu baru tidak apa-apa,” ungkap M Nuh.
Namun, tegasnya, tim sukses tersebut jangan meraih target kelulusan 100 persen dengan melanggar aturan dan atau kaidah akademik.
Mendiknas menyatakan, pemerintah juga tidak memberikan target khusus kelulusan peserta didik. “Kami hanya berharap peserta dapat lulus sesuai aturan dan dengan jujur,” terangnya.
Mendiknas optimistis semua peserta UN dapat lulus dengan baik karena tidak hanya dilandasi dengan usaha yang keras namun juga iringan doa dari orangtua dan guru.
Kalaupun ada yang tidak lulus, imbuhnya, masih ada kesempatan untuk mengikuti UN Paket C ataupun mengulang kembali tahun depan. "Jangan dipaksakan kalau memang dia keadaaannya belum mampu. Diberikan kesempatan saat-saat mendatang. Tidak boleh mengorbankan meskipun nilainya jelek harus diluluskan," tegasnya.
UN hari pertama jenjang SMA/MA mengujikan dua mata pelajaran (mapel). Ujian dimulai pukul 08.00 WIB-10.00 WIB mengujikan mapel Bahasa Indonesia. Selanjutnya, ujian dimulai pukul 11.00 WIB-12.00 WIB masing-masing mengujikan mapel Biologi untuk Program IPA, Sosiologi (IPS), Sastra Indonesia (Bahasa), dan Fikih (Keagamaan). Sementara pada jenjang SMK/SMALB mengujikan satu mapel yaitu Bahasa Indonesia. Adapun jumlah peserta UN jenjang SMA/MA/SMK sebanyak 2.442.599 orang terdiri atas 1.196.136 peserta SMA, 287.931 (MA), dan 958.532 (SMK).
sumber : okezone